Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dialog Nabi Muhammad SAW Dengan Iblis


Dialog Nabi SAW dan Iblis

Ibnu ‘Abbas ra. berkata, “Pernah pada suatu hari Rasulullah saw, bertanya kepada iblis la’natullâhi ‘alaih, "Berapakah teman yang engkau sukai dari umatku?"

Iblis menjawab, "Ada sepuluh golongan", yaitu:
1. Pemimpin yang zalim
2. Orang yang sombong
3. Orang kaya yang tidak peduli dari mana dia mendapatkan hartanya dan untuk apa dia membelanjakannya.
4. Ulama yang membenarkan kezaliman yang penguasa.
5. Pedagang yang curang
6. Penimbun barang (kebutuhan orang banyak)
7. Pezinah.
8. Pemakan harta riba.
9. Orang bakhil yang tidak peduli dari mana dia menumpuk harta.
10. Peminum khamar terus menerus.


Subhanallah

Kemudian Rasulullah saw kembali bertanya kepada iblis, "Lantas berapa banyak musuh-musuhmu dari umatku?"
Iblis menjawab, "Musuhku dari umatku ada dua puluh golongan", yaitu:

1. Pertama adalah engkau wahai Muhammad, sebab sungguh aku membencimu.
2. Ulama yang mengamalkan ilmunya
3. Penghafal Al-Qur’an apabila dia mengamalkan kandungannya.
4. Muadzin yang mengumandangkan adzan shalat lima waktu dengan niat ikhlas karena Allah swt.
5. Orang yang mencintai kaum fakir miskin dan anak yatim
6. Orang yang berhati penyayang
7. Orang yang rendah hati dan mau menerima kebenaran
8. Kaum muda yang giat dalam ketaatan kepada Allah swt.
9. Orang yang makan dengan cara yang halal
10. Dua orang yang saling mencintai karena Allah swt.
11. Orang yang selalu menjaga shalat berjama’ah
12. Orang yang selalu shalat malam (Tahajjud) di saat manusia sedang tidur
13. Orang yang memelihara dirinya dari hal-hal yang haram, baik perkataan maupun perbuatan
14. Orang yang menasihati saudaranya dalam kebaikan tanpa tendensi apapun di dalam hatinya
15. Orang yang selalu melanggengkan wudhunya
16. Orang yang dermawan
17. Orang yang berakhlak baik
18. Orang yang meyakini bahwa Allah swt. telah menjamin rezekinya
19. Orang yang berbuat baik kepada janda-janda miskin yang menjaga kehormatan
20. Orang yang mau menyiapkan bekal untuk menghadapi kematian.’”

Dikutip dari: Kitab Nasha'ihul-'Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani